Aug 16, 2008

Perang Candu

Jauh sebelum bangsa-bangsa lain, Cina telah dapat membuat bahan peledak, kompas, aksara yang kemudian diadaptasi oleh bangsa Jepang maupun korea. Namun demikian dalam sejarahnya, Cina pernah mengalami penjajahan dari bangsa-bangsa barat maupun pendudukan dari Negara tetangga, yaitu Jepang.

Menjelang perang Candu, pemerintahan Cina di bawah kekuasaan dinasti Qing, pada kondisi yang rapuh bersamaan dengan tumbuhnya masa persemaian kapitalisme, sementara kondisi masyarakat masih dalam tingkat subsistensis. Kendati demikian akumulasi tanah dilakukan dan bagian besar besar dikuasai para pejabat kerajaan, sehingga tingkat kehidupan petani sangat memperihatikan.

Sementara di belahan dunia lain tumbuhnya kapitalisme makin terasa. Inggris pada pertengahan abad 19 telah menyelesaikan revolusi industrinya serta mengklaim sebagai Negara kapitalis yang pertama, yang disusul kemudian oleh Perancis dan Amerika. Konsekuensinya adalah Negara-negara barat merasakan perlunya memperluas pemasaran di samping kebutuhan akan bahan baku bagi kelangsungan industrinya. Pada masa itu kapal dan armada Inggris telah menggunakan tenaga uap dan mulai berlalu lalang di sepanjang perairan Cina.

Gerakan anti candu dan penyelundupan
Sejak permulaan abad 18, perdagangan Cina dengan Inggris menduduki tempat yang pertama, bagi Cina pembelian barang-barang dagangan dari Inggris kurang dibutuhkan, karena Cina juga memproduksi komoditi yang sama. Namun tidak demikian halnya dengan Inggris, yang justru sangat membutuhkan teh, sutera alam, dan obat-obatan. Tidaklah mengherankan jika hubungan perdagangan menjadi tidak seimbang. Dan kondisi ini menguntungkan pihak Cina dengan mengalirnya mata uang Inggris ke Cina. Melihat keadaan ini Inggris mulai tidak segan-segan dalam mengadakan perdagangan candu ke Cina, yang dimaksudkan akan lebih menguntungkan daripada perdagangan yang konvensional. Motivasi Inggris dalam penyelundupan ini tidak hanya dalam hal materi saja, namun sudah sampai tahap serius, bahkan salah satu menteri sampai mengajukan usulan untuk menjatuhi hukuman bagi siapapun yang terlibat atau memakai candu.

Pemerintah Qing memerintahkan Komisioner Lin Zi-xu untuk pergi ke Canton dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan. Langkah-langkah yang dilakukan Lin adalah: 1. menutup tempat-tempat pembuatan candu maupun tempat pemadatan 2. memperketat pengawasan terhadap pedagang Inggris 3. diadakan pengumpulan sekaligus rehabilitasi bagi pemakai / pecandu di panti-panti

pengobatan 4. memberikan hukuman berat bagi pengedar / penjual

Tindakan Lin Zi-xu memperoleh dukungan dari rakyat setempat dan gerakan pemberantasan candu juga meluas. Masalah ini sangat merugikan East Indian Company (EIC) yang memiliki hak monopoli dan pada akhirnya bubar. Maka sejak itu setiap warga Inggris dibenarkan berdagang dengan Cina (tanpa berada di bawah EIC), sebagai wakil menunjuk Lord Napier.

Tahun 1839 Lin telah menyita ratusan kilo candu dari beberapa tempat yang lalu dimusnahkan. Tindakan Lin menimbulkan kecemasan bangsa asing. Ia juga memerintahkan kepada bangsa asing untuk menyerahkan candu-candu yang ada pada mereka, selain intu agar para pedagang (Inggris) mau menandatangani perjanjian untuk tidak memperdagangkan candu.

[bersambung]