Sep 19, 2008

Anesthetic awareness

Anesthetic awareness adalah sebuah keadaan di mana seorang pasien gagal dipengaruhi oleh obat bius yang dimasukkan ke dalam tubuh, membuat pasien sadar akan keadaan sekitar dan akan merasakan kesakitan yang luar biasa , tetapi tidak dapat berbuat apapun karena tubuhnya lumpuh.

Aug 16, 2008

Perang Candu

Jauh sebelum bangsa-bangsa lain, Cina telah dapat membuat bahan peledak, kompas, aksara yang kemudian diadaptasi oleh bangsa Jepang maupun korea. Namun demikian dalam sejarahnya, Cina pernah mengalami penjajahan dari bangsa-bangsa barat maupun pendudukan dari Negara tetangga, yaitu Jepang.

Menjelang perang Candu, pemerintahan Cina di bawah kekuasaan dinasti Qing, pada kondisi yang rapuh bersamaan dengan tumbuhnya masa persemaian kapitalisme, sementara kondisi masyarakat masih dalam tingkat subsistensis. Kendati demikian akumulasi tanah dilakukan dan bagian besar besar dikuasai para pejabat kerajaan, sehingga tingkat kehidupan petani sangat memperihatikan.

Sementara di belahan dunia lain tumbuhnya kapitalisme makin terasa. Inggris pada pertengahan abad 19 telah menyelesaikan revolusi industrinya serta mengklaim sebagai Negara kapitalis yang pertama, yang disusul kemudian oleh Perancis dan Amerika. Konsekuensinya adalah Negara-negara barat merasakan perlunya memperluas pemasaran di samping kebutuhan akan bahan baku bagi kelangsungan industrinya. Pada masa itu kapal dan armada Inggris telah menggunakan tenaga uap dan mulai berlalu lalang di sepanjang perairan Cina.

Gerakan anti candu dan penyelundupan
Sejak permulaan abad 18, perdagangan Cina dengan Inggris menduduki tempat yang pertama, bagi Cina pembelian barang-barang dagangan dari Inggris kurang dibutuhkan, karena Cina juga memproduksi komoditi yang sama. Namun tidak demikian halnya dengan Inggris, yang justru sangat membutuhkan teh, sutera alam, dan obat-obatan. Tidaklah mengherankan jika hubungan perdagangan menjadi tidak seimbang. Dan kondisi ini menguntungkan pihak Cina dengan mengalirnya mata uang Inggris ke Cina. Melihat keadaan ini Inggris mulai tidak segan-segan dalam mengadakan perdagangan candu ke Cina, yang dimaksudkan akan lebih menguntungkan daripada perdagangan yang konvensional. Motivasi Inggris dalam penyelundupan ini tidak hanya dalam hal materi saja, namun sudah sampai tahap serius, bahkan salah satu menteri sampai mengajukan usulan untuk menjatuhi hukuman bagi siapapun yang terlibat atau memakai candu.

Pemerintah Qing memerintahkan Komisioner Lin Zi-xu untuk pergi ke Canton dan melakukan langkah-langkah yang diperlukan. Langkah-langkah yang dilakukan Lin adalah: 1. menutup tempat-tempat pembuatan candu maupun tempat pemadatan 2. memperketat pengawasan terhadap pedagang Inggris 3. diadakan pengumpulan sekaligus rehabilitasi bagi pemakai / pecandu di panti-panti

pengobatan 4. memberikan hukuman berat bagi pengedar / penjual

Tindakan Lin Zi-xu memperoleh dukungan dari rakyat setempat dan gerakan pemberantasan candu juga meluas. Masalah ini sangat merugikan East Indian Company (EIC) yang memiliki hak monopoli dan pada akhirnya bubar. Maka sejak itu setiap warga Inggris dibenarkan berdagang dengan Cina (tanpa berada di bawah EIC), sebagai wakil menunjuk Lord Napier.

Tahun 1839 Lin telah menyita ratusan kilo candu dari beberapa tempat yang lalu dimusnahkan. Tindakan Lin menimbulkan kecemasan bangsa asing. Ia juga memerintahkan kepada bangsa asing untuk menyerahkan candu-candu yang ada pada mereka, selain intu agar para pedagang (Inggris) mau menandatangani perjanjian untuk tidak memperdagangkan candu.

[bersambung]

Dec 31, 2007

Lotus

Lotuses are perhaps the most spectacular plants in aquatic environments. The Chinese say that, once having seen the growing lotus, you never forget it. The lotus flowers have color from red, pink, pale yellow to creamy white. A separate, long, tubular stalk supports each flower and each large round leaf.

The sacred Lotus, Nelumbo nucifera, is an extreme important spiritual symbol in Eastern religions. It represents purity, divine wisdom, and the individual’s progress from the lowest to the highest state of consciousness.

Seeded in muddy waters, the lotus rises above the mud and produces beautiful and fragrant flowers. The big showy bloom may be 8-12 inches (20-30 cm) in diameter. The flowers open for just three days. Then each petal falls silently into the water, one by one, at a short period. The large green seed head or pod remains on the top of the stalk for a long time, and gradually turning to dark color and ripe. The seeds impeded in the cone-shape pod with flat surface at the top. The pod then reverts to the water, where it floats face down, allowing seeds to take hold in the mud. The seeds then germinate in the following Spring and give rise to new lotus plants. All parts of lotus are edible. The immature seeds can be eaten raw or cooked, they have chestnut like flavor. Ripe seeds are roasted and ground into flour, or boiled to extract oil. Lotus roots produce starchy tubers and have the flavor of sweet potato. The young, unrolled leaves are cooked as a vegetable.

Lotus seeds have very hard, impermeable seed coats, and can remain viable for very long time. Sacred Lotus seeds, the most long-lived of all angiosperm seeds, have been known to germinate after more than 400 years! American Lotus (Nelumbo lutea) can germinate after a dormancy of 200 years, and recently, lotus seeds of 1,200 years from China had been germinated! What's an incredible plant! http://www.flowerpictures.net

Dec 6, 2007

memaknai kehilangan

Subuh, sekitar pukul 4 pagi datang berita bahwa ayah dari teman adik saya meninggal. Meninggal. Rasanya sedih ya, rasanya kita juga dapat berempati akan kehilangan itu. Dan seolah-olah saya dapat melihat sebuah film lama yang diputar kembali.

Gambaran kematian ayah terasa menari-nari di depan mataku. saya merasa dipusingkan sang waktu yang membawa saya kembali ke sekian tahun yang lalu. Saya dapat melihat diri saya sendiri berlari-lari di tengah hujan lebat berpetir, tanpa saya tahu keberanian seperti itu diperoleh dari mana. Berlari seperti kesurupan, padahal tidak tahu ada apa. Dalam kendaraan, saya hanya bisa berdoa ”Ya Tuhan, jangan biarkan jalanan ini macet”. Dan seperti ada kekuatan ajaib, jalanan sungguh lancar sampai di dekat rumah (padahal itu adalah kawasan yang selalu macet, terutama pada jam pulang kerja). Saya kembali berlari dan sekali lagi dengan doa terucap ”Ya Tuhan, jangan biarkan ayah saya pergi...saya hanya ingin bicara dengannya”...

Kalau diteruskan cerita di atas, tidak akan selesai. Karena rasa sakit apabila diingat-ingat akan terasa lebih sakit. Sebetulnya apa yang kita tahu tentang meninggal, wafat, mati? Bagaimana kita harus memaknai kematian itu sendiri. Sesuatu keadaan yang menyedihkan bagi mereka yang terdekat karena harus kehilangan seseorang yang bisa jadi sangat berarti. Yang bisa jadi telah mengisi hari-harinya dengan kehadiran orang yang meninggal tersebut.

Kehilangan, seolah-olah kita berbicara masalah kepemilikan. Kita kehilangan rasa. Kita kehilangan sesuatu yang (pernah) kita miliki, sesuatu yang dalam keinginan kita seharusnya selalu ada di tempat yang kita mau. Ketika kita kehilangan seseorang atau sesuatu, di bawah sadar kita menyadari bahwa ada ketidakseimbangan dalam diri kita yang disebabkan kehilangan itu. Suatu kenyamanan yang digoyahkan. Ketidakseimbangan itulah yang menimbulkan rasa sedih, sakit, merasa tergoncang. Ketidaknyamanan itu ditimbulkan oleh suatu pandangan bahwa yang kita miliki telah hilang – tidak akan kembali, diikuti dengan kecemasan bahwa segalanya akan berubah di luar kendali kita. Di luar keinginan kita.

Memaknai kehilangan berarti memberikan kita suatu momentum dalam kehidupan bahwasanya sang waktu yang sebelumnya seolah-olah berjalan diam-diam tidak terlihat, menjadi terlihat berdiri di depan mata. Seolah-olah ingin mengatakan bahwa sang waktu selalu ada, meskipun tidak terlihat atau tidak dapat dirasakan, hal ini sesungguhnya menggaris bawahi keberadaannya.

Dengan jelas terlihat dalam suatu peristiwa kematian, bahwa kita tidak pernah dapat memperkirakan seberapa banyak waktu yang ada pada kita, seberapa lama kita diizinkan untuk mempergunakan waktu. Dan kapan waktu akan diminta kembali dari kita. Satu hal yang diperoleh dalam memaknai kematian, bahwa kita bukanlah pemilik waktu, kita hanya dipinjamkan. Bahwasanya ada yang berkuasa atas waktu, yang jelas bukan diri kita sendiri. Sudah seharusnya kita merawat dan menjaga apa yang dipinjamkan kepada kita dengan sebaik-baiknya.

(subuh menjelang matahari terbit)